Penulis:Rafi Mamoes
Kau menciumi tangan kecil yang akan membawa sebuah harapanmu.
Kau besarkan aku dengan penuh ketulusanmu.
Kau berikan semua yang kau punya demi kesenanganku.
Ibu....
Aku sangat malu padamu...
Kini tangan itu sudah besar...namun belum bisa aku berikan secuil harapan untukmu
Aku malah sibuk dengan duniaku, berkorban demi wanita lain yang belum pernah aku kenal.
Meskipun begitu kau tak pernah melarang langkahku.
Kau hanya diam dengan doamu agar aku bisa mengenal diriku sendiri.
Mungkin itu caramu memelukku saat ini,yah....kau peluk aku dengan doamu.
Ibu...
Tak pernah kau meminta apapun dariku meskipun aku tau kau sangat merindukanku.
Maafkan tangan kecil ini ibu....
Tangan kecil yang hanya sibuk dengan dunia barunya.
Tangan kecil yang tak bisa menimangmu seperti kau menimangnya saat dulu.
Ibu...
Bodohnya aku yang sering mengabaikan nasehat nasehatmu
Aku sangat malu padamu ibu.....
Nasehatmu kini baru aku rasakan saat aku gagal dalam langkahku.
Aku ingin sekali memelukmu ibu...aku rindu ketenangan yang dulu.
Ketenangan yang tak pernah aku dapatkan di dunia ini selain didalam dekapanmu.
Baca juga :Will Never Die
Sunday, 11 December 2016
Unknown
Web Developer
Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment